

Rolltop dilengkapi dengan layar sentuh. Jadi, rolltop tidak hanya dibuat mengetik atau kegiatan yang laptop biasa lakukan, tetapi juga dapat berubah bentuk menjadi tablet grafik dan dapat pula dijadikan monitor yang semua kegiatannya menggunakan layar sentuh ini. Rolltop juga memiliki ukuran yang berbeda. Ketika digunakan sebagai laptop, layarnya berukuran 13 inci dan ketika menjadi tablet grafik dan monitor, layar berukuran 17 inci. Kelebihan yang utama adalah rolltop mudah dibawa tanpa harus menggunakan tas atau softcase, hanya dengan menggunakan tali saja, rolltop sudah dapat menemani kita untuk membantu segala kegiatan kita.
Sebenarnya kekurangan dari rolltop tidak terlalu banyak. Video tadi sebenarnya juga sudah menjelaskan apa kekurangan dari rolltop. Tidak ada baterai. Ya, masalahnya hanya tidak ada baterai. Jadi, kalau ingin menggunakan rolltop ini, kita harus mencari tempat yang ada stekernya. Mungkin baterai khusus untuk rolltop ini akan ditemukan di kemudian hari.
- Layar : Karena hampir 90% bagian
terluar yang sangat sensitif adalah layar, maka membersihkan layar jangan
gunakan kaos atau bajua nda secara langsung. Cara yang benar adalah
menggunakan alat penghembus udara khusus untuk menghilangkan kotoran lalu
dengan hati – hati mengusapnya dengan tisu khusus untuk lensa atau layar.
Lebih aman lagi kalau setelah dibersihkan, layar diberi lapisan pelindung
atau pakailah cairan pembersih yang memang dikhususkan untuk merawat dan
membersihkan layar sentuh.
- Pasang Screen Guard. Hal
ini saya rasa mutlak dilakukan. Karena Screen Guard berfungsi untuk menghindari
kontak langsung dengan layar. Sehingga ketika dibersihkan atau pun
dipergunakan tidak akan membuat lecet layar sentuh pada rolltop.
- Jangan menaruh di tempat yang terkena sinar
matahari langsung, tempat yang lembab/suhu tinggi. Ada baiknya menaruh
tablet di tempat yang datar dengan suhu kamar serta tidak berada di tempat
yang berpotensi merusak layar, body atau pun bagian mesin dalam.
- Jangan dipinjamkan ke teman, saudara atau pun
keluarga yang belum mengerti tentang PC. Mengerti tentang PC pun harus
diwaspadai karena bisa jadi dia menekan layar terlalu keras. Hanya
percayakan kepada orang yang sudah mengerti tentang penggunaan layar sentuh.

- Katoda
: Medium ini bias berbentuk transparan atau tidak tergantung pada
jenis OLED. Katoda akan menyuntikan elektron ketika arus mengalir melalui
perangkat
- Emissive
Layer : Lapisan ini terbuat dari molekul plastic organik yang memindahkan
elektron dari katoda. Merupakan tempat dimana cahaya dibuat. Salah satu
polimer yang digunakan dalam lapisan ini adalah polyfluorene.
- Conducting
Layer : Lapisan ini terbuat dari molekul past organik. Salah satu polimer
yang digunakan dalam lapisan ini adalah polianilin.
- Anoda :
Medium ini bersifat transparan dimana anoda befungsi untuk memindahkan
elektron ketika arus mengalir melalui perangkat
- Layar
OLED dapat menyajikan warna gelap/hitam yang sempurna karena jika diberi
perintah untuk mengeluarkan warna hitam maka listrik tidak akan mengalir
kepada pixel tersebut sehingga pixel benar-benar mati, sedangkan jika
LCD/LED pixel tetap mati tetapi backlight masih menyala.
- Layar
OLED lebih tipis, karena tidak membutuhkan ruang untuk tempat backlight
- OLED
lebih hemat daya karena tidak perlu backlight
- OLED
dapat memberikan warna RGB yang jelas, jika di LCD/LED warna RGB tadi
masih ditambah dengan backlight sehingga agak keputihan
- Response
time lebih cepat
- Tampilan
OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca
transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
- Kemampuan
OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih
terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
- Konsumsi
daya listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik
menjadikan OLED sebagai teknologi ramah lingkungan.
- Biaya
operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif
sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas substrat yang
sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet
printer).
- Memiliki
jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan tampilan sudut pandang yang
sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara langsung sedangkan LCD
menggunakan teknologi cahaya belakang (backlight)
sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
- OLED
memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD memiliki waktu reaksi
8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
- OLED
dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih lebar.
- Warna
putih terlihat seperti kekuning-kuningan/pucat, mungkin karena kebiasaan
melihat warna putih di LCD/LED yang ditambah backlight.
- Layar
OLED umurnya pendek, banyak teman saya yang mengeluh jika layarnya dalam
beberapa bulan sudah mengalami blue tint, yellow tint, burning, screen
retention, dll.
- Harga
masih mahal
- Layar
masih kurang terang, wajar karena tidak memakai backlight dan sampai saat
ini masih terus dikembangkan
- Masalah
teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas, sekitar
14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam.
Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam.
- Kelembaban
dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat
rusak jika terkena air.
- Pengembangan
proses segel (improved sealing process) dalam praktik pembuatan
OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
- Dalam
piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna
tertentu belum cukup terang.
- Harga
produk yang cenderung mahal sehingga masih belum terjangkau oleh kalangan
umum.


