BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Indikator Tingkat Keasaman Suatu zat asam yang dimasukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan
berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat
basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion
hidroksida (OH-)
dan berkurangnya ion hidrogen (H+).
Di dalam tubuh,
keseimbangan pH dikendalikan secara ketat. pH cairan ekstraseluler adalah 7. pH
darah normal adalah 7.35 hingga 7.45. Jika terjadi ketidakseimbangan pH
dalam cairan tubuh maka diperlukan buffer atau larutan penyangga untuk
mengembalikan pH menjadi normal.
Buffer
adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau garam dengan
basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan
pH jika ke dalam larutan ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan
larutan penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi.
Saliva
adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.
Saliva memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau
kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur).
Jadi buffer
saliva adalah larutan yang dapat mempertahankan pH saliva supaya tetap konstan.
Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH
lesi karies dengan plak gigi. Makin rendah pH saliva, maka karies akan
cenderung semakin meningkat. Pada lesi karies yang dalam, dijumpai pH lebih
rendah dibanding dengan lesi karies yang dangkal yang pH nya mendekati pH
saliva.
B.
TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini
mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengetahui definisi buffer saliva dalam mulut
2.
Mengetahui mekanisme saliva sebagai buffer
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
saliva
Saliva
adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke
dalam cavitas oral. Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva, yaitu:
• Sub mandibulla
• Sub mandibulla
• Sub lingua
• Parotid
B.
Komposisi yang terkandung dalam saliva :
1.
Komposisi Organik
Saliva terdiri dari
banyak komponen organic dengan fungsi berbeda, seperti reaksi enzimatis,
pelapisan permukaan jaringan, perlindungan terhadap jaringan gigi dan kontrol
pertumbuhan jaringan. Komponen saliva yang paling utama adalah protein. Selain
itu, terdapat komponen lain seperti asam lemak, lipid, glukosa, asam amino,
ureum dan amoniak. Protein yang secara kuantitatif penting adalah amylase,
protein kaya prolin, musin, dan immunoglobulin.
2.
Komponen Anorganik
Komponen anorganik
yang terdapat di dalam saliva berupa ion kalsium, magnesium, fluoride, HCO3,
kalium, natrium, klorida, NH4. Selain itu terdapat gas seperti
karbondioksida, nitrogen dan oksigen. Bikarbonat adalah ion buffer terpenting
dalam saliva. Dalam saliva yang dirangsang, ion ini menghasilkan 85 % dari
kapasitas buffer dalam system fosfat 14 %. Konsentrasi bikarbonat pada kelenjar
parotis dan kelenjar submandibularis meningkat dengan meningkatnya aliran
saliva.
C.
Definisi
Larutan Penyangga
Larutan
penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil
asam atau basa ditambahkan kedalamnya. Larutan penyangga mengandung sesuatu
yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin
menambahkannya. Sebaliknya
akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi
ini melalui cara yang berbeda.
Larutan
penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari
7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan
garammya – acapkali garam natrium. Anda dapat mengubah pH larutan penyangga
dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang
berbeda dan salah satu garamnya.
D.
Sistem
Buffer pada Saliva
Buffer adalah suatu larutan
yang terdiri atas dua atau lebih senyawa kimia yang dapat mencegah timbulnya
perubahan yang besar pada konsentrasi ion hidrogen bila pada suatu larutan
tersebut ditambahkan suatu asam atau basa.
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang
terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada
mukosa oral. Saliva memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan
keseimbangan ekosistem didalam rongga mulut. Saliva dapat disebut juga kelenjar
ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu
mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur).
Saliva memiliki komposisi utama adalah air sebesar 98%. Dalam saliva juga
terdapat komponen lain. Komponen saliva dapat dibedakan atas komponen organik dan
komponen anorganik. Komponen organik saliva terdiri dari amilase,
imunoglobulin, mukus, gikoprotein, lisozim, sistem peroksidase, laktoferin,
laktoperoksidase dan gustin. Sedangkan komponen anorganik dalam saliva adalah
ion kalsium, magnesium, fluorida, bikarbonat, kalium, natrium, klorida dan
amonium. Selain itu terdapat gas karbondioksida, nitrogen dan oksigen.
Bikarbonat adalah ion buffer yang terpenting dalam saliva. Konsentrasi
bikarbonat pada kelebihan parotis dan submandibular meningkat dengan meningkatnya
aliran saliva.
Reaksi :
H2CO3 → HCO3- + H+
CO2 + H2O → H2CO3 → HCO3-
+ H+
Buffer
saliva adalah larutan yang dapat mempertahankan pH saliva supaya tetap konstan.
Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer berasal dari penelitian pH
lesi karies dengan plak gigi. Makin rendah pH saliva, maka karies akan
cenderung semakin meningkat. Pada lesi karies yang dalam, dijumpai pH lebih
rendah dibanding dengan lesi karies yang dangkal yang pH nya mendekati pH
saliva.
Susunan kualitatif dan kuantitatif elektrolit dalam saliva menentukan pH
dan kapasitas buffer saliva. Derajat keasaman saliva tergantung pada
perbandingan asam dan konjugasi basanya. Derajat keasaman saliva akan menurun
menjadi 4-5 dalam waktu 3-5 menit setelah berkumur – kumur dengan substrat yang
cocok dan setelah satu jam akan kembali ke keadaan semula yaitu 6-7.
Komponen yang berperan serta sebagai buffer pada saliva adalah fosfat,
urea, protein dan bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen yang paling besar
fungsinya sebagai buffer dalam saliva karena sifatnya yang mudah untuk
berikatan dengan hidrogen. Fosfat yang berperan untuk beberapa tingkatan dalam
buffer saliva pada keadaan volume saliva yang rendah. Sedangkan protein
merupakan komponen yang paling sedikit peran sertanya sebagai buffer. Fosfat
sulit mengikat asam, sedangkan bikarbonat merupakan komponen yang paling mudah
mengikat asam.
Reaksi :
H2O + CO2 →
HCO3- + H+
Derajat keasaman dan kapasitas buffer diperkirakan disebabkan oleh susunan
bikarbonat yang meningkat sesuai dengan kecepatan sekresi. Hal ini dapat
diartikan bahwa pH dan kapasitas buffer saliva meningkat sesuai dengan kenaikan
laju kecepatan sekresi saliva. Bagian-bagian saliva lainnya seperti fosfat
(terutama HPO42-) dan protein, hanya merupakan tambahan
sekunder pada kapasitas buffer. Ureum pada saliva dapat digunakan oleh
mikroorganisme pada rongga mulut dan menghasilkan pembentukan amonia. Amonia
tersebut akan menetralkan hasil akhir asam metabolisme bakteri, sehingga pH
menjadi lebih tinggi.
Saliva
mengandung banyak protein dan phosphate dimana keduanya mampu melakukan
pendaparan terhadap pH. Protein meskipun bisa melakukan pendaparan, namun bukan
merupakan buffer karena tidak mempunyai satu grup terionisasi yang kuat, hampir
semua yang termasuk dalam asam amino terikat dalam suatu ikatan peptida.
Bagaimanapun juga, phospat merupakan buffer yang baik dan garam phospat sering
sekali digunakan dalam sebagai larutan buffer. Meskipun kita kira saliva
mengandung banyak phosphat, namun itu belum cukup efektif jika digunakan in
vivo.
Ini
membawa kita pada bikarbonat dimana paling sering disebutkan buffer terbesar
dalam saliva. Meskipun bikarbonat dapat menjadi larutan buffer, namun di dalam
mulut bikarbonat tidak bekerja sebesar itu, melainkan hanya menetralkan asam saja
E. Derajat
Keasaman saliva pada keadaan istirahat
Derajat Keasaman saliva total yang
tidak dirangsang biasanya bersifat asam, bervariasi dari 6,4 – 6,9. Konsentrasi
bikarbonat pada saliva istirahat bersifat rendah, sehingga suplay bikarbonat
kepada kapasitas buffer saliva paling tinggi hanya mencapai 50 %, sedangkan
pada saliva yang dirangsang dapat menyuplay sampai 85%.
F.
Mekanisme
kerja buffer bikarbonat dalam saliva
Ketika
asam diproduksi dalam plak gigi, kenaikan konsentrasi H+
akan
menggeser kesetimbangan reaksi ke kiri, menambah jumlah asam karbonat, dan pada
akhirnya memproduksi CO2
dan air lebih banyak. Karena
mulut adalah sistem terbuka, karbon dioksida yang terbentuk akan menghilang
bersama udara. Dan asamnya telah dinetralkan dan dihilangkan dari sistem, bukan
didaparkan. Hal ini hanya akan terjadi jika terdapat cukup ion bikarbonat untuk
bereaksi dengan H+
.
CO2
+ H2O ß
H2CO3 ß
HCO3- + H+
G.
Peningkatan kadar bikarbonat
Konsentrasi
bikarbonat dalam saliva tergantung dari laju pembentukan saliva-nya. Jika
produksi saliva naik, konsentrasi ion bikarbonat juga akan naik sebagai produk
sampingan metabolism sel. Jadi pembentukan saliva yang terstimulai memiliki
kandungan bikarbonat lebih banyak daripada saliva yang diproduksi dalam keadaan
beristirahat, karena saat makan produksi saliva meningkat karena asam dari plak
diproduksi dalam jumlah terbesar. Ini untuk memastikan bahwa telah ada cukup
bikarbonat untuk menutupi kelebihan H+. Namun bikarbonat juga
memiliki peran besar untuk menentukan pH dari saliva.
H. Bikarbonat
menentukan pH saliva
Hubungan
antara pH, pK dan keberadaan bikarbonat dan asam karbonat dalam larutan dikenal
dengan persamaan Henderson-Hasselbach dan yang ditampilkan di kanan adalah
bikarbonat dan asam karbonat menggantikan anion dan konsentrasi asam masing
masing.
Reaksi
yang penting adalah disosiasi asam karbonat menjadi karbonat dan satu
proton dimana pH
dari reaksi ini adalah 6.1.
H2CO3
< PK=6.1 >HCO3 + H+
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan
konsentrasi bikarbonat dengan pH saliva :
Persamaan Henderson-Hasselbach
I.
Pentingnya pH saliva
Sejauh
ini dijelaskan tentang apa yang terjadi
pada gigi dan keberadaan bikarbonat berdifusi dengan plak saliva dan
menetralisir asam apapun. Namun gigi selalu dibasahi oleh saliva dan pH tidak
dijaga dalam pH tinggi, maka resiko erosi lah yang akan dihadapi. Faktanya,
pada saat beristirahat pH mulut tidak pernah jauh dibawah 6.3 dan ini
disebabkan karena keberadaan bikarbonat.
J.
Faktor
yang Mempengaruhi pH Saliva
Kapasitas buffer
saliva dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang disebabkan oleh irama
cyrcadian, diet dan rangsangan terhadap kecepatan sekresi saliva.
1.
Irama
circadian
Irama cyrcadian mempengaruhi pH dan kapasitas buffer
saliva. Pada keadaan istirahat atau segera setelah bangun, pH saliva meningkat
dan kemudian turun kembali dengan cepat. Pada seperempat jam setelah makan
(stimulasi mekanik), pH saliva juga tinggi dan turun kembali dalam waktu 30-60
menit kemudian. pH saliva agak meningkat sampai malam, dan setelah itu turun
kembali.
- Diet
Diet juga mempengaruhi kapasitas buffer saliva. Diet
kaya karbohidrat dapat menurunkan kapasitas buffer saliva, sedangkan diet kaya
serat dan diet kaya protein mempunyai efek meningkatkan buffer saliva. Diet
kaya karbohidrat meningkatkan metabolisme produksi asam oleh bakteri-bakteri
mulut, sedangkan protein sebagai sumber makanan bakteri, meningkatkan sekresi
zat-zat basa seperti amonia.
- Rangsangan terhadap kecepatan sekresi saliva
Derajat keasaman dan kapasitas buffer diperkirakan
disebabkan oleh susunan bikarbonat, yang meningkat sesuai dengan kecepatan
sekresi. Hal ini dapat diartikan bahwa pH dan kapasitas buffer saliva meningkat sesuai dengan kenaikan laju
kecepatan sekresi saliva. Bagian-bagian saliva lainnya, seperti fosfat
(terutama HPO4 2- )dan protein, hanya merupakan tambahan sekunder pada kapasitas buffer.
Ureum pada saliva dapat digunakan oleh mikroorganisme pada rongga mulut dan
menghasilkan pembentukan amonia. Amonia
tersebut akan menetralkan hasil akhir asam metabolisme bakteri, sehingga
pH menjadi lebih tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Larutan penyangga, larutan dapar
atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH
tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang
khas dari larutan penyangga ini adalah pH nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam
lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya.
Reaksi antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam basa
konjugasi.
Larutan penyangga atau larutan
buffer merupakan larutan yang berfungsi menjaga kestabilan pH. Salah satunya
adalah saliva sebagai buffer di dalam mulut. Saliva menjaga derajat keasaman di
dalam mulut agar tetap sesuai dengan yang dibutuhkan.
Di dalam
saliva terdapat berbagai komponen yang berfungsi sebagai buffer antara lain : fosfat, bikarbonat, protein dan
urea.
Bikarbonat
merupakan komponen yang paling besar fungsinya sebagai buffer dalam saliva
karena sifatnya yang mudah untuk berikatan dengan hidrogen. Mekanisme
yang terjadi adalah antara komponen buffer dan uap air (H2O).
pH mulut harus berada pada kondisi netral untuk
menjaga gigi tetap normal. pH mulut dipengaruhi oleh protein dan fosfat dalam
saliva. Pengaruh terbesar dalam pengaturan pH saliva adalah oleh ion bikarbonat
yang merupakan hasil metabolisme sel.
Konsentrasi bikarbonat pada saliva meningkat sejalan
dengan peningkatan metabolisme. Jika konsentrasi bikarbonat menurun, pH saliva
akan menjadi lebih basa. Ion bikarbonat berdifusi ke dalam plak gigi dan
menetralkan produk asam yang dihasilkan oleh bakteri sebagai hasil fermentasi
karbohidrat. Ion bikarbonat menjaga pH saliva sekitar 6.3.
DAFTAR
PUSTAKA
Zulfikar. 2010 . LarutanPenyangga atau Buffer
.Di ambil dari
<http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/>diunduh
pada 30 september 2014 pukul 21.00.
I Putu Arya Ramadhan.2011.Mekanisme Proses Karies.Di ambil dari <http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2011/10/22/mekanisme-proses-karies/>diunduh
pada 30 september 2014 pukul 21.00.
Wulan Astiti, Rahajeng. 2010. Perbedaan Volume Saliva
Sebelum dan Sesudah Meminum Yogurt Probiotik yang Mengandung Bifidobacterium animalis pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran. http://www.scribd.com/doc/59758096/3/Komposisi-Saliva. diunduh pada5 oktober 2014 pukul
22.00
Salivary Buffering , Bicarbonate and pH
http://www.ncl.ac.uk/dental/oralbiol/oralenv/tutorials/bicarbonate.htm. diunduh pada 5 oktober 2014 pukul
22.00
0 komentar :
Posting Komentar