Blogger news

Pages

Kamis, 02 April 2015

Kebahasaan Dalam Sinetron Di Indonesia

Kebahasaan Dalam Sinetron Di Indonesia

Description: D:\karina\AAK\AAK.jpg


Disusun oleh:
Nama        : Karina Dwi Sulistyowati
NIM           : A102.10.031

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta
2014

BAB 1
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah
Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan ke semua lapisan masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Perkembangan seperti itu tidak dapat dilepaskan dari dukungan dana yang besar. Media televisi memiliki kekuatan informasi persuasi yang lebih sempurna karena televisi mampu menimbulkan pengaruh yang kuat dengan menekankan pada dua indera sekaligus, yaitu pendengaran dan penglihatan sehingga efek yang ditimbulkan lebih dahsyat baik yang positif maupun negatif.
Tiada hari tanpa sinetron, begitulah gambaran karena terlalu banyak sinetron yang ada di televisi. Eksistensi sinetron di televisi, di satu sisi memberi informasi dan hiburan, di sisi lain memberi dampak negatif, seperti pengaruh perubahan pola pikir, sikap dan perilaku. Artinya apa, kita meniru hal-hal yang biasa dilakukan dalam sinetron.  Misalnya, kita menggunakan bahasa alay atau bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Telah diketahui bahwa setiap informasi yang menggunakan media massa televisi akan lebih mengena karena faktor teknologi dan keunggulan media televisi dalam menyampaikan setiap bentuk informasi ke tengah masyarakat secara langsung. Seperti halnya sinetron yang ditayangkan di televisi.



1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam sinetron di televisi Indonesia?
2. apakah pengaruhnya bahasa alay terhadap eksistensi bahasa Indonesia ?
 1.3  Tujuan Penulisan
1. mendeskripsikan pemakaian gaya bahasa dalam sinetron di televisi;
2. mengetahui pengaruh bahasa alay terhadap eksistensi bahasa Indonesia ?
1.4  Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah tentang kebahasaan dalam sinetron di Indonesia, di harapkan dapat memperbaiki tatanan bahasa yang baik dan benar menurut  EYD di dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung, karena sikap atau moral yang baik harus di tanamkan sejak dini.
1.5 Penamaan judul
            Dengan judul makalah kebahasaan dalam sinetron di Indonesia, penulis mengharapkan banyak yang tertarik untuk membacanya dan mengetahui bahasa dalam sinetron dan apa pengaruhnya terhadap bahasa indonesia.

BAB 2
Pembahasan
1. Gaya Bahasa

a. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah syle. Gaya bahasa style menjadi bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa tertentu untuk menghadapi hierarki kebahasaan, baik pada tataran pilihan kata secara individu, frasa, klausa, kalimat maupun wacana secara keseluruhan. Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa (Gorys Keraf, 2002: 113).
Dunia persinetronan saat ini sangat merebak dengan berbagai macam gaya bahasa yang digunakan. Untuk itu, dalam hal bersaing maka diperlukan strategi-strategi kreatif, salah satunya adalah dengan menggunakan gaya bahasa untuk memberikan kesan menarik pada sinetron. Pendapat ahli sastra Panuti Sudjiman (1990: 33) menyatakan bahwa yang disebut gaya bahasa adalah cara menyampaikan pikiran dan perasaan dengan kata-kata dalam bentuk tulisan maupun lisan. Menurut Harimurti Kridalaksana (2001: 25) penjelasan istilah gaya bahasa secara luas yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis. Kedua, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Ketiga, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.
Mengacu dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran dan perasaan batin yang hidup melalui bahasa yang khas dalam bertutur untuk memperoleh efek-efek tertentu sehingga apa yang dinyatakan menjadi jelas dan mendapat arti yang pas.

b. penggunaan bahasa alay dalam sinetron
Bahasa Alay atau “anak layangan” sering dikaitkan dengan anak muda yang merasa dirinya gaul dan mengikuti trend. Kebanyakan dari anak muda yang menggunakan bahasa Alay ingin diakui oleh teman-teman sebayanya sehingga semakin mereka mengikuti perkembangan bahasa Alay, mereka dianggap semakin keren.
Biasanya bahasa Alay ini sering digunakan oleh anak sekolah dasar (SD) ataupun sekolah menengah pertama (SMP) karena pada masa-masa itu mereka masih dalam tahap meniru perilaku orang-orang dewasa di sekitarnya.
Dengan semakin maraknya sinetron-sinetron yang seharusnya di peruntukan untuk remaja dan orang tua, perkembangan kosakata pada anak juga semakin berkembang. Banyak kata-kata yang seharusnya masih belum boleh di dengar oleh anak kecil akhirnya dapat di pelajari dengan mudah dari sinetron yang di tayangkan dengan leluasa di media elektronik.
Contohnya:
·         Gue-saya
·         Loe-kamu
·         Nyokap-ibu
·         Bokap-ayah
·         Nggak bingo (nggak banget gitu lho)
·         Keles-kali
·         Dll


2. Penggaruh bahasa alay dalam eksistensi bahasa indonesia
Dampak positif bahasa alay bagi anak-anak muda adalah dengan menggunakan bahasa Alay mereka dapat dengan mudah mengekspresikan emosi mereka karena jika menggunakan bahasa Indonesia yang baku mereka akan sulit mengungkapkan emosi mereka yang sebenarnya.
Dampak positif yang lainnya adalah bahasa Alay membuat anak muda semakin kreatif menciptakan bahasa-bahasa baru yang hanya berlaku untuk kalangan mereka sendiri. Tidak ada salahnya menggunakan bahasa Alay asalkan mereka tahu kapan dan dengan siapa bahasa itu boleh digunakan.
Sedangkan dampak negatif bahasa Alay adalah akan sulit bagi anak-anak muda jika harus mengganti bahasa Alay dengan bahasa Indonesia karena kebiasaan sulit sekali untuk dirubah. Dalam lingkungan sekolah setiap siswa diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia baku baik itu saat berbicara dengan guru ataupun saat mengerjakan tugas sekolah.
Dampak negatif dari penggunaan bahasa Alay adalah dapat mengganggu siapapun yang membaca tulisan Alay karena tidak semua orang dapat mengerti bahasa Alay. Bahkan bahasa Alay dapat menyinggung perasaan orang yang membacanya karena mungkin saja arti yang dia tangkap berbeda dengan maksud yang sebenarnya dari si penulis.



Menurut situs Wartawarga, dampak penggunaan bahasa alay terhadap bahasa Indonesia :
“ Penggunaan bahasa alay akhir-akhir ini, tentu saja mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar Penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1.    Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2.    Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3.    Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.    Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5.    Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.”
Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.


BAB 4
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay dalam sinetron yang saat ini terjadi mempunyai dampak positif dan negatif. Sebaiknya orang tua selalu memantau dan mengawasi apa yang ditonton anak-anaknya sehingga dapat memberikan contoh yang baik dan memberitahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dan sudah seharusnya fenomena ini menjadi perhatian untuk publik agar nantinya bisa diperbaiki dan kembali seperti seharusnya bagaimana bahasa itu tertata dan lebih pantas.












DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uns.ac.id/278/1/169981511201010311.pdf

2 komentar :

  1. hehe., sinetron di INdonesia sekarang memang sudah banyak menggunakan bahasa Alay., :|
    Terlebih lagi sinetronnya kurang mendidik., *terkadang disitu saya merasa sedih

    BalasHapus
  2. Parahnya sinetron indonesia sekarang... cek fakta mirisnya DISINI

    BalasHapus